Powered By Blogger

the beatles

the beatles

Mengenai Saya

Senin, 29 Maret 2010

PENGGILING


Penggiling merupakan sebuah alat yang banyak digunakan oleh berbagai industri untuk menghaluskan atau menggiling bahan-bahan industri. Penggiling banyak digunakan oleh industri yang menggunakan bahan-bahan halus untuk proses industri.
Ada berbagai macam penggiling, yaitu :
A. Penggiling Pusingan
B. Penggiling Peluru
C. Penggiling Buhrstone
D. Penggiling Ultra
E. Penggiling Putar

A. Penggiling Pusingan
Penggiling ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Penggiling Fuller
• Cara kerja : Terdapat sebuah peluru atau lebih yang bergerak berkeliling dalam sebuah lintasan akibat pergerakan dari tangan-tangan yang diputarkan oleh suatu sumbu.
• Fungsi : menggiling arang bubuk dan semen.
2. Penggiling Raymond
• Cara kerja : Terdapat 3 sampai 6 buah sumbu yang digantungkan berengsel pada tangan-tangan, bila poros utama berputar, maka tangan akan membawa tangan yang menggantung itu berputar berkeliling. Roda penggiling akan menekan pada cincin penggiling atau lintasan giling hingga bahan giling digiling sampai halus.
• Fungsi : menggiling fosfat, batu kapur arang bubuk, dsb.
• Bagian-bagian : - pemasukkan bahan giling
- Roda gigi tirus
- Rol giling
- Roda sabuk
- Sudu-sudu
- Sudu
- Juk
- Pengeluaran udara dan hasil giling

B. Penggiling Peluru
• Cara kerja : Bila teromol penggiling berputar, tembereng dan ayakannya akan ikut berputar dan bahan giling akan ikut berputar dan bahan giling yang dimasukkan dari atas akan masuk keruang penggiling untuk digiling oleh peluru-peluru. Bahan gilng yang sudah halus akan keluar dari lubang pengeluaran setelah melewati tembereng dan ayakan.
• Fungsi : Menggiling tanah liat, tepung Thomas,tulang, arang kayu, bahan cat, pelapis kaca, email, kwarsa, dsb.
• Bagian-bagian : - Lubang pengisi
- Ayakan
- Teromol
- Tembereng
- Peluru
- Lubang pengeluar

C. Penggiling Buhrstone
• Cara kerja : Bahan giling dimasukkan dari bagian atas kedalam ruang tengah. Bahan giling tidak terus jatuh keruang tengah melainkan berhenti dibidang atas penggiling, batu giling atas diputar dengan roda gigi kronis.dan batu giling akan menggilng bahan giling hingga halus.
• Fungsi : Menggiling pigmen, rempah-rempah, dan bahan serupa.
• Bagian :
- Baut pengatur
- Roda tangan
- Roda sabuk mesin
- Batu giling

D. Penggiling Ultra
Penggiling macam ini dibagi 2 macam, yaitu :

1. Penggiling Coloid
• Cara kerja : Keping atas diputar oleh turbin, bahan giling masuk dari bagian bawah dengan ukuran 0,2 mm keadaan suspense kasar, dan digiling diantara 2 buah keeping sampai halus.
• Fungsi : Menggiling bahan dasar tinta cetak, dan cat air.

2. Penggiling Micronizer
• Cara kerja : berdasarkan tumbukan antara bagian-bagian butir yang kecil dgn kecepatan besar hingga bergesekan satu sama lain.
• Fungsi : menggiling grafit, belerang, dll.

E. Penggiling Putar
•Cara kerja : Batu jalan berputar berkeliling dan menekan bahan giling dengan seluruh beratnya.
• Fungsi :
- Menghaluskan berbagai zat yang lunak dan setengah keras, Seperti : Tanah liat, Kapur, Pasir cetak, Tulang-tulang, Selulose
- Untuk industri kertas.
• Bagian-bagian :
- Roda gigi kronis
- Batu jalan
- Dasar giling
- Roda sabuk mesin
- Bahan giling

Selasa, 23 Februari 2010


Asam alkanoat


Rumus bangun umum asam alkanoat. R (radikal) dapat berupa gugus fungsional lain

Asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah segolongan asam organik alifatik (rantai terbuka) yang memiliki gugus fungsional karboksil (biasa dilambangkan dengan COOH). Semua asam alkanoat adalah asam lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi dengan melepas atom H menjadi ion H+.

Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam karboksolat yang memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat (alkandioat), jika tiga disebut asam trikarboksilat (alkantrioat), dan seterusnya.

Asam karboksilat dengan banyak atom karbon (berantai banyak) lebih umum disebut sebagai asam lemak karena sifat-sifat fisiknya.


Sedimentasi dan Tangki Sedimentasi


       Sedimentasi adalah pemisahan padatan dan cairan (solid-liquid) dengan menggunakan gaya gravitasi untuk mengendapkan partikel suspensi, baik dalam pengolahan air bersih (IPAM), maupun dalam pengolahan air limbah (IPAL). Ada empat kelas atau jenis pengendapan partikel secara umum yang didasarkan pada konsentrasi dari partikel yang saling berhubungan. Kriteria ini secara langsung mempengaruhi konstruksi dan disain sedimentasi. Empat jenis Pengendapan tersebut adalah :Masing-Masing terjadi pada pengolahan air bersih maupun pengolahan air limbah. Pertama adalah Discrete settling adalah pengendapan yang memerlukan konsentrasi suspended solid yang paling rendah, sehingga analisisnya menjadi yang paling sederhana. Di dalam Discrete settling, partikel secara individu mengendap dengan bebas dan tidak mengganggu atau tidak mencampuri pengendapan dari partikel lainnya. Contoh aplikasi dari Discrete settling adalah grit chambers. Jenis pengendapan kedua adalah flocculant settling. Pada flocculant settling inilah konsentrasi partikel cukup tinggi terjadi pada penggumpalan (agglomeration). Peningkatan rata-rata massa partikel ini menyebabkan partikel karam lebih cepat. Flocculant settling banyak digunakan pada primary clarifier Jenis yang ketiga adalah Hindred Settling. Di dalam Hindred Settling, atau Zone Settling, konsentrasi partikel adalah tidak terlalu tinggi (cukup) kemudian partikel bercampur dengan partikel lainnya dan kemudian mereka karam bersama-sama. Hindred Settling sebagian besar digunakan di dalam secondary clarifiers. Jenis terakhir adalah Compression Settling. Compression Settling berada pada konsentrasi yang paling tinggi pada suspended solid dan terjadi pada jangkauan yang paling rendah dari clarifiers. Pengendapan partikel dengan cara memampatkan (compressing) massa partikel dari bawah. Tekanan (compression) terjadi tidak hanya di dalam zone yang paling rendah dari secondary clarifiers tetapi juga di dalam tangki sludge thickening. Secara aktual sedimentasi terdiri dari rectangular dan circular. Bak single-rectangular akan lebih ekonomis dibandingkan dengan bak circular pada ukuran yang sama; bagaimanapun, jika banyak tangki diperlukan, unit rectangular dapat dibangun dengan dinding pada umumnya dan menjadi yang paling hemat.


Mengenal Tangki Sedimentasi Melingkar

Beberapa literatur banyak kita menemukan istilah sedimentation tank, sedimentation basin, clarifier, settling tank, settling basin semua itu mempunyai satu pengertian yaitu sebagai pengendap partikel, baik yang tersuspensi maupun tidak. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai bak pengendap atau bak sedimentasi. Ada dua macam bentuk bak sedimentasi, yaitu melingkar (circular) dan segi empat (rectangular). Masing-masing bentuk ini mempunyai kelebihan masing-masing dan didtempatkan pada kondisi yang khusus, artinya seorang engineer haruslah mempunyai insting yang kuat, apakah bentuk melingkar atau segi empat yang harus dirancangnya. Salah satu pertimbangan dalam menentukan bentuk bak sedimentasi tersebut adalah adanya ketersedian lahan, dan ada tidaknya dana. Tangki sedimentasi melingkar jika ditinjau secara teknis dan operasional jauh lebih menguntungkan tetapi memerlukan biaya yang tidak sedikit dalam merancangnya, karena banyaknya fasilitas yang berada di dalamnya. Lebih jelasnya perhatikan gambar sedimentasi di atas.

Tangki Sedimentasi Melingkar dan Karakteristiknya


Di dalam tangki melingkar, aliran masuk menuju ke pusat tangki atau ke sebelah sisi tangki. Jika diameter tangki kurang dari 30 ft (9.14 m), pipa inlet akan masuk melalui dinding dan mengarah ke bawah. Jika tangki lebih besar dari 30 ft ( 9.14 m), pipa masuk melalui bawah tangki dan debit air tegak lurus menuju pusat baffle. Kedalaman clarifier melingkar dipertimbangkan pada kedalaman bagian samping tangki, dan dikenal dengan sebutan side water depth (swd). Kedalaman ini digunakan untuk menentukan waktu detensi dan volume tangki.

Outlet untuk tangki melingkar terdiri dari suatu weir di sekitar batas luar yang menyebarkan aliran menjadi seragam. Center-feed pada clarifier yang melingkar yang digunakan pada pengolahan air limbah mempunyai penggaruk lumpur secara mekanik (mechanical sludge rakes) yang terletak di bagian bawah dan penggaruk permukaan (surface skimming) yang terletak di bagian atas.


Penggiling mie lethek

Seperti alat penggiling tepung berupa batu silinder seberat 1 ton, ditarik dengan menggunakan tenaga sapi.
Berkarung-karung tepung digiling setiap hari, dan secara bergantian 2 ekor sapi disiapkan untuk menarik batu silinder ini. Adonan tepung ini lalu di masukkan ke dalam oven yang masih menggunakan bahan bakar kayu.

Peninggalan lain yang sampai sekarang masih digunakan adalah alat pencetak mi atau mesin press. Para pekerja di pabrik ini menyebutnya dengan 'tarikan". disinilah keunikan alat press ini.

Hampir seluruhnya terbuat dari kayu tepeng dan membutuhkan sedikitnya 8 tenaga manusia untuk menggerakkannya. Masing-masing mendapat pembagian tugas yang jelas.

Ada yang bertugas sebagai penginjak balok kayu berdiameter 40 cm, disebut munyuk karena gerakannya yang mirip seekor monyet berayun.
Ada gerakan yang disebut nengahin, bandil dan nyamber. Mereka yang bertugas menarik kayu disebut metit. Seluruh gerakan ini harus dilakukan serempak.

Sedang adonan tepung, dimasukkan ke dalam jebung atau lumpang yang sudah dipasang saringan di bagian bawahnya. Dengan cara seperti inilah adonan dicetak menjadi mi. Mi yang tercetak ini, warnanya putih keruh. Karena itu disebut mi lethek, yang bagi orang Jawa Tengah, lethek berarti kotor atau kusam.

MESIN GILING TEBU / MESIN PEMERAS TEBU TRADISIONAL

Fungsi: Dengan mesin pemeras / penggiling tebu ini, Anda bisa memeras batang tebu dengan cara mudah. Cukup masukkan 1 kali saja batang tebu ke mesin ini, maka Anda akan mendapatkan sari tebu. Dengan kapasitas besar mesin ini cocok untuk usaha penggilingan tebu skala UKM.
Spesifikasi:
1)Dimesi Mesin: ( P x L x T) 1000 x 400 x 800 mm
2)Penggerak/Power: Motor bensin 4,5 Hp
3)Bahan Utama: Rol Stainlees Steel
4)Bahan Rangka: Besi Profil dan Plat Baja
5)Kapasitas: 100 - 150 kg/jam
6)Kelengkapan: Diameter Rool 200 mm
Kelemahan:
pemerahan tebu pada pengrajin gula tebu tradisional adalah rendahnya efisiensi pemerahan nira, hal ini karena pada pemerahan nira tebu hanya dilakukan satu kali giling tanpa perlakuan awal dan dilakukan dengan system kering atau tanpa tambahan air imbibisi, rendahnya efisiensi pemerahan berakibat langsung pada rendahnya rendemen gula yang dihasilkan dan merupakan penyebab utama dari kerugian pengrajin gula merah tradisional yang terjadi selama ini.

Perbaikan efisiensi: pemerahan nira tentu harus diupayakan untuk meningkatkan rendemen, yang berarti akan meningkatkan daya saing, mencontoh pabrik gula besar memang salah satu alternative tentu dengan beberapa penyedehanaan, terapan pemerahan tebu pada pabrik gula mini di Kediri maupun di Rembang sudah sejalan dengan teknologi pemerahan pada industry pabrik gula besar, yaitu dengan melakukan penggilingan pada seri gilingan yang terdiri dari satu unit crusher sebagai pemecah sel tebu diikuti dengan dua gilingan (PGM Rembang) dan tiga gilingan (PGM Kediri) dengan tambahan air imbibisi (compound imbibisi).

Pada pabrik gula besar dengan standart peralatan yang dilengkapi dengan timbangan nira memang sangat mudah untuk memonitor volume air imbibisi yang ditambahkan, apabila pabrik gula mini mengikuti scale down dari pabrik gula tersebut akan berakibat naiknya biaya investasi maupun exploitasi (pabrik gula mini di design tanpa timbangan nira mentah) dan akan kehilangan filosophi kesederhanaannya, untuk hal itulah dibuatkan procedure/ tata laksana pemerahan tebu pada pabrik gula mini sbb:
1.Lakukan pencatatan brix tebu yang akan digiling pagi, siang dan sore hari.
2.Lakukan uji giling tiap hari 100 kg tebu dan di timbang berat ampas yang keluar, serta dilakukan pencatatan pH serta brix nira absolute (hasil pertahan crusher dan gilingan no 1 ) dan brix nira dari Gilingan no 2 serta brix nira dari gilingan akhir (gilingan no 3).

Pemerahan layak diteruskan apabila:
1.Brix tebu sesuai dengan criteria layak olah dengan indikasi brix diatas 18, monitoring lebih sempurna apabila juga dilakukan kandungan gula terkandung dari nira tersebut.
2.Berat ampas yang keluar dalam kisaran 28 sd 32 % dari berat tebu, berat ampas selain dipengaruhi setelan bukaan gilingan juga sangat dipengaruhi dari varitas tebu yang digiling, apabila terjadi penyimpangan perlu dilihat apa perlu dilakukan penyetelan ulang bukaan dari roll roll gilingan.
3.Brix gilingan akhir dengan tambahan imbibisi air panas dalam kisaran 2 sd 3 sedangkan brix gilingan dua dengan imbibisi nira gilingan akhir harus dalam kisaran 8 sd 10, apabila hal ini belum tercapai dilakukan penyetelan besaran tambahan air imbibisi pada gilingan tiga, dengan monitor brix gilingan akhir pada kisaran 2sd3 maka diyakini bahwa kehilangan gula di ampas tebu sudah setara dengan kehilangan pada pabrik gula besar

"PROSES PENGGILINGAN SEMEN"

Mill semen terdiri dari bagian makan, bagian pemakaian, mengubah bagian dan mengemudi bagian (peredam, perlengkapan mengemudi kecil, motor listrik dan kontrol listrik). Pena poros baja cor mengadopsi bagian dan kapal itu dilepas. Gearwheel balik casting hobbing mengadopsi proses dan drum dilengkapi dengan kapal tahan lama, yang memiliki ketahanan yang baik-aus. Mesin dengan stabil dan kondisi kerja yang dapat diandalkan. Selain itu, menurut bahan yang berbeda dan pemakaian metode, ada kering pabrik bola dan bola basah pabrik untuk pilihan.

1.Penghancuran ( crushing ) bahan baku
Alat utama untuk menghancurkan bahan mentah adalah crusher, sedangkan alat pendukung dalam proses ini adalah Dump Truck, Hopper, dan Feeder. Bahan baku hasil dari tempat penambangan diangkut dengan menggunakan dump truck dan kemudian dicurahkan kedalam hopper. Fungsi hopper adalah sebagai alat penampungan awal untuk masukan ke dalam crusher. Hopper yang digunakan untuk menampung batu kapur tidak menggunakan kisi–kisi pada bagian atasnya,sedangkan yang digunakan untuk menampung tanah liat,silika dan pasir besi, dilengkapi dengan kisi–kisi. Kisi–kisi ini berguna untuk menyaring bahan yang ukuran diameternya lebih besar dan diperkirakan dapat menggangu sistem kerja crusher. Alat penghancur crusher dilengkapi dengan sebuah alat untuk mengumpankan bahan kedalamnya, yang dinamakan feeder. Crusher yang digunakan untuk menghancurkan batu kapur terdiri dari dua bagian. Bagian pertama disebut vibrator, yang berfungsi untuk menyaring batu kapur sehingga batu kapur yang ukurannya lebih kecil akan langsung jatuh menuju belt conveyor. Batu kapur yang tertinggal akan secara menuju bagian kedua, yaitu bagian yang memiliki alat penghancur yang dinamakan hammer. Setelah mengalami penghancuran, batu kapur tersebut akan jatuh menuju belt conveyor yang sama. Crusher yang digunakan untuk menghancurkan tanah liat, dan silika tidak dilengkapi dengan bagian hammer, hal ini dilakukan karena bahan–bahan tersebut cukup lunak. Jadi proses penghancuran bahan-bahan tersebut hanya merupakan proses penggilingan/penghancuran menjadi bahan- bahan dengan ukuran yang lebih kecil. Setelah mengalami proses penghancuran, bahan-bahan tersebut dikirim menuju tempat penyimpanan yaitu Stock Pile dengan menggunakan belt conveyor.

2. Penggilingan dan pengeringan bahan baku
Alat utama dalam yang digunakan dalam proses penggilingan dan pengeringan bahan baku adalah vertical roller miil. Media pengeringan adalah udara panas yang berasal dari coller dan pre-heater. Udara panas tersebut juga berfungsi sebagai media pembawa bahan–bahan yang telah halus menuju alat proses selanjutnya.
Bahan baku masuk kedalam vertical roller miil (raw miil) pada bagian tengah (tempat penggilingan) sementara itu udara panas masuk ke dalam bagian bawahnya. Material yang sudah tergiling halus akan terbawa udara panas keluar raw miil melalui bagian atas alat tersebut. Partikel yang ukurannya telah memenuhi kebutuhan akan terbawa udara panas menuju cyclone, yang berfungsi untuk memisahkan antara partikel yang cukup halus dan partikel yang terlalu halus (debu) partikel yang cukup halus akan turun kebawah cyclone dan dikirim ke blending silo untuk mengalami pengadukan dan homogensasi. Partikel yang terlalu halus (debu) akan terbawa udara panas menuju electrostatic precipitator. Alat ini berfungsi untuk menangkap debu–debu tersebut sehingga tidak lepas ke udara. Efisiensi alat ini adalah 95 - 98%. Debu–debu yang tertangkap, dikumpulkan di dalam dust bin, sementara udara akan keluar melalui stack.

3. Penggilingan akhir
alat utama yang digunakan pada penggilingan akhir, dimana terjadinya penggilingan clinker dengan gypsum adalah ball mill. Peralatan yang menunjang proses penggilingan akhir ini adalah Vertical Roller Mll, Separator (klasifire),dan Bag Filter.

Alat penggiling jagung

 
Alat ini termsuk termasuk mesin penghancur atau pemecah. Jenis alat penggiling yang dirancang ini digerakkan dengan gagang pengungkit atau engkol. Berdasarkan kerja atau cara pembebanannya terhadap bahan yang akan diproses, mesin pemecah dibagi dalam tiga golongan, yaitu mesin pemecah dengan beban tekan, mesin pemecah dengan beban impact, dan mesin pemecah berputar.Prinsip kerja mesin pemecah berputar adalah ruang pemecah berputar pada sumbunya.
Bentuk alat penggiling jagung yang berdimensi 415 mm x 295 mm x 820 mm ini terkesan ramping dan tidak terlalu membutuhkan tempat saat pengoperasian maupun penyimpanannya.

Cara Kerja :

Untuk menentukan banyaknya alat penggiling jagung yang akan dioperasikan dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah produksi jagung, energi yang dibutuhkan dan yang tersedia untuk proses penggilingan, serta jumlah produksi jagung tergiling yang diinginkan. Alat penggiling jagung ini dibuat untuk meningkatkan nilai tambah jagung dan untuk mempertahankan serta meningkatkan daya simpan jagung.
Jagung pipilan yang akan digiling diusahakan memiliki karakter yang seragam. Keseragaman jagung tersebut dapat dilihat dari kadar air.Hal pertama yang harus dilakukan sebelum proses penggilingan terjadi adalah memeriksa alat dalam kondisi siap pakai dan tidak terdapat hal-hal yang mengganggu, seperti adanya penyumbat dalam penggiling atau seretnya pengungkit untuk menggerakkan poros penggiling. Apabila ada gangguan pada alat maka terlebih dahulu segala bentuk penyumbatan harus dihilangkan dan dilakukan pelumasan pada poros penggiling, gagang pengungkit, atau bagian lain yang menghambat proses penggilingan ini. Apabila kondisi alat penggiling jagung ini telah siap dioperasikan maka operator harus memilih tempat yang rata dan keadaan pergerakan udara stabil. Pemilihan ternpat tersebut dimaksudkan untuk menjamin kestabilan alat dalam beroperasi dan mengurangi atau mencegah adanya kehilangan produk.
Setelah pengecekan alat penggiling ini, disiapkan jagung pipilan, tempat penampungan di bawah lubang pengeluaran, dan operator yang akan menggerakkan alat ini. Selanjutnya pengoperasian alat penggiling jagung ini dapat dilakukan.
Jagung pipilan dituangkan ke dalam lubang pemasukan. Gagang pengungkit digerakkan dengan arah maju mundur untuk menghasilkan gerakan yang akan memberi gaya tekan antara jagung dengan silinder penggiling, jagung dengan penutup silinder penggiling, dan antarjagung Jagung yang berada tepat di atas silinder penggiling langsung tergiling dan jagung berikutnya akan menyusul turun lalu tergiling sehingga seluruh jagung yang berada pada lubang pemasukan ini akan tergiling.
Ukuran dan tingkat kekasaran hasil jagung yang tergiling dapat diatur dengan memutar baut pengatur kekasaran dan kehalusan. Jagung yang telah tergiling menjadi butiran-butiran halus atau tepung akan turun ke lubang pengeluaran secara otomatis dan akan terdorong ke luar lalu jatuh ke tempat penampungan. Jagung-jagung yang belum tergiling sempurna atau masih berupa jagung pipilan akan tetap berada di penggilingan untuk mendapat perlakuan penekanan akibat gerakan maju mundur dari pengungkit. Dengan cara yang cukup sederhana ini akan diperoleh tepung jagung yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai ragam keperluan rumah tangga dan industri.

word of wisdom

"Love ur darling 4 so long.. But only ALLAH that has given His love as long as u live and ur die..."